Selasa, 03 Maret 2009

PT.JAMSOSTEK siapkan dana JHT Rp.5 Triliun

PT Jamsostek (Persero) menyiapkan anggaran Jaminan Hari Tua (JHT) hingga Rp 5 triliun pada 2009 ini, menyusul meningkatnya jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Masa tunggu pencairan dana JHT pun diperpendek dari enam bulan menjadi satu bulan.
Dirut Jamsostek Hotbonar Sinaga mengungkapkan hal itu pada seminar "Strategi antisipasi PHK massal dan situasi ekonomi 2009" di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (27/1). Hadir pada kesempatan itu Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi.
Sebelum mengalami perubahan, masa tunggu pencairan dana JHT adalah enam bulan. Namun, masa tunggu tersebut diperpendek seiring meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tahun ini.
"Alhamdulillah per 12 Januari 2009 waktu tunggu JHT dari 6 bulan menjadi 1 bulan sesuai PP No 1 tahun 2009, yang intinya amandeman ke 6 dari PP 14 tahun 1993 mengenai penyelenggaran jaminan sosial tenaga kerja," katanya.
Dikatakan, pihaknya sengaja menyiapkan dana JHT lebih besar pada tahun ini yaitu Rp 4,5 triliun sampai Rp 5 triliun sebagai antisipasi dampak PHK, khususnya untuk pencairan dana peserta Jamsostek yang mengikuti program JHT.
Dengan demikian, bagi para pekerja yang sudah memenuhi usia kerja minimal 5 tahun dan mengalami PHK pada Desember 2008 bisa langsung mengajukan pencairan dana JHT pada awal tahun ini. "Bagi yang memenuhi ketentuan, peserta Jamsostek yang di PHK bisa langsung mengajukan permohonan ke 119 kantor cabang Jamsostek di seluruh Indonesia," ujarnya.
Hotbonar mengakui, jumlah klaim dana JHT setiap tahun terus meningkat, bahkan tahun ini mendekati 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Misalnya, pada 2004 jumlah dana JHT yang direalisasikan mencapai 661.721 kasus dengan jumlahnya Rp 2,06 triliun.
Pada 2005 terdapat 636.006 kasus dengan jumlah JHT Rp 1,94 triliun, tahun 2006 sebanyak 705.940 kasus senilai Rp 2,2 triliun, tahun 2007 sebanyak 713,438 kasus dengan nilai Rp 3,16 triliun dan tahun 2008 sebanyak 699.376 kasus dengan jumlah Rp 3,62 triliun. "Tahun ini kita perkirakan ada 800.000 sampai 900.000 jumlahnya Rp 4,5 trilium sampai Rp 5 triliun," katanya. (A-78/A-26). ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar